Suatu
pagi aku terbangun di kamar kostanku, entah apa yang akan kulakukan hari itu.
Kulihat jam dinding, jarum pendek menunjukan angka 4 dan jarum panjang
menunjukan angka 12. Masih terlalu dini untuk beraktivitas kupikir. Kembali kumatikan
lampu kamar dan kembali tidur.
Mataku merasakan silau yang berlebih
dan aku pun terbangun. Tiba-tiba saja
entah bagaimana caranya aku sudah terbangun di sebuah telepon umum yang telah
usang di pinggiran jalan buntu. Bingung. Entah kemana aku kan pergi, kenapa
dunia ini terasa asing sekali. Tidak terlihat angkot di jalanan yang kulalui,
begitu pun orang-orang yang berlalu lalang masih sangat sepi. Apa karena ini
masih terlalu pagi? Saat aku menyebrang jalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil
mini yang melaju di jalan tanpa ada yang mengendarai! Tentu saja aku
terkaget-kaget melihatnya. Mobil itu berhenti tepat di pinggir dari ujung jalan
yang kusebrangi. Kuamati sejenak dari dekat. Mobil ini mempunyai ukuran panjang
seperti becak tetapi bentuk fisiknya seperti mobil. Isinya hanya cukup untuk 2
orang dengan bagasi kecil di belakang. Tidak terlihat lubang pengisian bensin
karena ternyata ini mobil yang ramah lingkungan. Sumber tenaga mobil ini adalah
listrik dan juga menggunakan panel surya sehingga tidak ada gas buangan yang
mengganggu pernapasan di jalanan. Pemilihan penggunaan energi bisa disesuaikan
kebutuhan.
Waktu
beranjak siang dan aktivitas warga pun mulai ramai terlihat di jalanan. Mobil
sejenis dengan berbagai warna dan desain pun mulai bermunculan. Tidak ada motor
terlihat. Karena bentuk mobilnya yang kecil, jalanan telihat lengang dan tidak
ada kemacetan, hanya lalu lintas yang ramai saja. Wah nyaman sekali tinggal di
dunia yang baru saja kudatangi ini, walaupun ku tidak tahu ini dimana dan bagaimana
bisa aku tiba disini. Semakin banyak pertanyaan yang bermunculan.
Kembali kususuri trotoar jalan, tak
sengaja seorang remaja laki-laki seumuran denganku berperawakan tinggi
menabrakku hingga terjatuh.
“Maaf”
“Ohiya tidak
apa-apa. Hah? Apa itu?” Ku mencoba berdiri sambil terheran-heran melihat cahaya
hijau berbentuk kotak seperti border keluar dari arloji laki-laki itu.
Segera dia memencet
kembali arlojinya sambil membantuku berdiri kemudian berkata, “Oh ini adalah
arloji hologram HD-100 baruku hehehe sekali lagi maaf ya aku tak melihatmu
berjalan”
“Hahaha tidak apa.
Hem apa kamu bilang tadi? Arloji hologram? Apa itu?”
“Wah ini memang
tipe terbaru dari arloji hologram keluaran Swiss. Selama 5 tahun belakangan ini
sedang gencar penggunaan arloji hologram multifungsi. Arloji ini tidak hanya
berguna sebagai penunjuk waktu tetapi juga sebagai handphone.”
“Wow! Hologram? Jam
tangan bisa sebagai handphone juga? Bagaimana bisa? Bisa kah kamu jelaskan
lebih lanjut, aku penasaran sekali”
“Ya bentuknya saja
seperti arloji tapi gunanya sangat banyak. Arloji ini sudah satu paket dengan
headset tanpa kabel yang aku pakai ini. Headset ini berguna sebagai audio dan
perintah suara untuk mengaktifan hologram. Hanya tinggal menekan tombol di
arloji ini kemudian hologram akan keluar dan kita hanya perlu mengucapkan
menu-menu yang tersedia di hologram. Dan kita tinggal berkomunikasi dua arah
dengan hologram kita. Disini kita bisa
melakukan video call, sms, mendengarkan lagu, dan juga terdapat GPS disini. Untuk
sms bisa langsung menyentuh layar hologram saja. Begitu juga apabila kita
tersesat tinggal mengaktifkan GPS kita saja dari arloji ini. Ohiya sekarang
orang-orang sudah amat sangat jarang menggunakan handphone atau melakukan
panggilan telepon. Sekarang lebih banyak menggunakan video call karena dianggap
lebih efisien. Arloji ini tahan terhadap gangguan sinyal dan lebih fleksibel.”
“Jadi orang-orang
pada zaman ini tidak ada yang menggunakan handphone lagi?”
“Yaaa masih ada sih
yang memakai handphone, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan biasanya adalah
orang tua yang malas untuk belajar teknologi baru. Tetapi untuk orang-orang
muda tentu saja lebih menyukai arloji hologram ini karena jauh lebih praktis
dan tidak memerlukan tas untuk membawanya. Mobilitas semakin meningkat maka
kebutuhan pun berubah.”
“Em boleh aku
bertanya sesuatu”?
“Ya, apa itu?”
“Tahun berapa ini?”
“Hahaha kau sedang
bercanda? Kau pikir aku tidak lulus TK ya? Haha”
“Aku serius -_-“
“Ini tahun 2030.
Ngomong-ngomong kita belum saling memperkenalkan diri loh. Kenalkan namaku
Galuh ”
Aku
terkaget-kaget mendengar jawabannya bahwa aku sedang berada di tahun 2030!
Selama itukah aku tertidur? Aku tertidur selama 28 tahun??? Tidak mungkin!
Dengan wajah masih syok aku pun menjawab, “Seingatku ini masih tahun 2012, dan
saat aku terbangun aku sudah berada disini em ya kenalkan namaku Dulas.” Kami
pun saling berjabat tangan.
“Kamu seorang time
traveller, Dulas? Hallo salam kenal yaaa”
“Apa? Ah tidak
mungkin aku hanya tersasar tidak sengaja disini.”
“Haha aku mengerti,
sudah biasa seorang time traveller tersasar di masa yang bukan tujuannya.
Bagaimana kalau kita berjalan bersama, kamu mau kemana?”
“Oh baiklah aku
hanya ingin berjalan-jalan saja kok.” Sejujurnya aku masih bingung kenapa Galuh
berkata aku adalah seorang time traveller, hem tapi lupakan sajalah, aku juga
bingung jadinya.
Sepanjang
perjalanan aku banyak tahu bahwa selama 28 tahun ini perkembangan teknologi
dunia berkembang pesat bahkan Indonesia sudah berhasil mengekspor alat
pengaktif hologram terbesar ke-5 sedunia.
“Galuh aku ingin
bertanya satu lagi padamu, tadi pagi aku hampir saja tertabrak oleh mobil mini
tanpa pengemudi. Bagaimana bisa mobilnya berjalan tanpa pengemudi? Menggunakan
remote control kah? Tapi disekitar situ aku tak melihat ada orang yang memakai
remote.”
“Oh itu namanya
Single Car. Memang itu mobil mini yang hanya bisa diisi 2 penumpang, sekarang
tidak ada lagi mobil menggunakan bensin karena harga minyak per barel semakin
tinggi jadi penggunaan bahan bakar sudah dialihkan untuk kebutuhan lain
sehingga mobil-mobil sekarang lebih banyak menggunakan energi listrik dan
surya. Yaaa lumayan jadi sekarang polusi sudah berkurang. Single Car memang
memiliki sensor di seluruh bagian tubuhnya dan memilik GPS yang langsung aktif dihubungkan
dengan satelit. Pengaktifan Single Car menggunakan remote sensor suara dari
pemiliknya langsung sehingga tingkat pencurian sangat berkurang. Kita masih
bisa kok mengendarai Single Car, tinggal menonaktifkan mode otomatis saja,
tetapi sekarang sudah menjadi mungkin bagi orang yang tidak bisa mengendarai
mobil bepergian sendiri dengan mobil karena kita hanya perlu mengucapkan tujuan
kita dan membuat rute yang kita inginkan dengan menyentuh layar GPS. Single Car
bisa juga menjemput kita di tempat kita berada dengan memanggilnya menggunakan
remote suara dan menyebutkan tempat tujuan dan rute. Single Car secara otomatis
akan melacak keberadaan kita menggunakan satelit GPS dan sensor dari remote
itu.”
“Jadi kita sudah
tidak membutuhkan supir atau taksi ya? Tahun 2030 keren sekali yaaa”
“Yaaa seperti
kataku tadi, karena mobilitas semakin tinggi orang-orang menginginkan segala
sesuatu yang praktis.”
Aku sangat terkesima sekaligus
kaget, rasanya ingin sekali mencoba dijemput oleh Single Car dan menumpang
mobil yang bisa berjalan sendiri. Aku juga ingin memiliki satu arloji hologram
HD-100 seperti milik Galuh dan memamerkannya pada teman-teman di tahun 2012
hahaha. Kami kembali berjalan menyusuri pertokoan, dan aku menemukan papan
bertuliskan ‘Toko Buku’, segeralah aku mendekat.
“Ini toko buku
Gal?”
“Ya, memang
kenapa?”
“Kenapa toko buku
tetapi tidak ada buku satupun di dalamnya?”
“Ohiya aku belum
bercerita ya bahwa di tahun 2030 ini sudah diberlakukan penggunaan e-book
secara menyeluruh di seluruh dunia, sampai ke pedesaan juga. Dan sekarang toko
buku sudah tidak menjual buku dalam bentuk lembaran kertas lagi, karena seluruh
dunia sedang menjalani program reboisasi besar-besaran hutan dunia, jadi buku
dijual dalam bentuk elektronik dalam bentuk file dan dimasukkan dalam sebuah
kartu. Kartu itu sama penggunaannya seperti laptop pada tahun 2012. Layar
laptopnya berupa hologram dan pengaktifan seperti biasa menggunakan sensor
suara dan dapat berkomunikasi dua arah antara hologram dengan pengguna. Laptop
masih diproduksi tetapi hanya untuk home users saja, untuk portable nya
orang-orang menggunakan e-card ini. Bahkan anak-anak sekolah juga sudah
menggunakan e-card sehingga mereka tidak perlu membawa tas yang berat yang
penuh dengan buku-buku, hanya perlu membawa e-card semua menjadi lebih praktis.
Belajar pun menjadi lebih komunikatif. E-card juga bisa saling dihubungkan
antar e-card lainnya, sama halnya seperti chatting. Begitulah Dulas hahah
daritadi aku terus yang berbicara. Maaf ya aku terlalu cerewet hehe aku sangat
senang saat membicarakan teknologi, bisa tidak ada habisnya ini.”
“Tidak apa-apa
Galuh, aku sangat senang mendengarnya sampai terbengong-bengong aku. Betapa
praktisnya hidup di tahun 2030 yaaa.”
“Daritadi kita
hanya berjalan-jalan saja ya Dulas, kamu mau sarapan dulu denganku?”
“Yaampun! Sudah jam
berapa ini? Astagah aku harus segera kembali.”
“Tapi kamu belum
lama disini Dulas, biar aku antar kau berkeliling dulu.”
“Em tidak perlu
Galuh, aku kembali saja ke tahun 2012 sebelum keberadaanku merubah sistem jagat
raya.”
“Ya, benar seorang
time traveller memang tidak boleh terlalu lama saat sedang menjelajah waktu
karena sangat berbahaya bagi dirinya, dan itu illegal. Mari kuantar ke tempat
kau datang tadi.”
“Oh jadi time
travelling itu illegal?”
“Ya, semenjak 5
tahun lalu penggunaan mesin waktu sudah menjadi illegal karena banyak masalah
yang tidak terduga yang muncul disebabkan oleh miskomunikasi antara time
traveller. Mesin waktu sendiri sudah banyak yang dimusnahkan, kau datang dari
mesin waktu yang ada dimana?”
“Di sana. Tepat di
ujung jalan buntu itu.”
“Astagah! Setahuku
hari ini giliran mesin waktu yang sudah rusak yang ada disitu yang akan segera
dimusnahkan. Sebaiknya kita cepat! Ayo!”
Galuh memanggil Single Car miliknya
dan kami kembali ke tempat aku datang tadi, dan ternyata Single Car yang hampir
menabrakku tadi pagi adalah Single Car milik Galuh. Sesampainya disana memang
sudah ada beberapa pekerja dan alat yang disiapkan untuk mengangkut mesin waktu
tersebut. Mesin waktu bisa berbentuk apa saja. Mesin waktu yang tidak sengaja
aku pakai ini berbentuk telepon umum. Mesin waktu dibuat dari barang-barang
yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun sebelumnya kemudian dialihfungsikan
menjadi sebuah mesin waktu, begitu menurut cerita Galuh. Untungnya kami belum
terlambat, mesin waktunya belum dimusnahkan.
“Baiklah Galuh
terima kasih telah menemaniku berjalan-jalan, maaf merepotkan.”
“Tidak apa Dulas,
aku senang bisa bertemu denganmu. Rasanya aku ingin tahu bagaimana rupamu di
tahun 2030 ini hahaha.”
“Ah sudahlah Galuh,
aku tidak tahu apakah aku masih hidup atau tidak, lagipula kalau aku masih
hidup pasti aku sudah tua. Jangan ya hahah.”
“Yasudah deh hehe
hati-hati ya Dulas, senang berjumpa denganmu walau sangat singkat. Dadah.”
Kemudian dengan diantar lambaian
tangan dan senyuman Galuh aku masuk ke dalam telepon umum, kemudian kembali
secara ajaib aku terbangun di atas kasur kostanku. Dan kulihat jam dinding
(bukan arloji hologram HD-100 seperti milik Galuh), waktu menunjukan pukul 8.
Untunglah aku hanya berjalan-jalan di tahun 2030 melalui mimpi selama 4 jam.
Begitulah kisahku, seorang time traveller secara tidak sengaja. Dan aku sangat
kagum dengan teknologi di tahun 2030. Ingin kembali lagi rasanya tapi apa daya, menjadi time traveller adalah illegal.
~SEKIAN~
NB: Cerita sains fiksi ini benar adanya buatan Nadia Azhari Setyorini, tanpa copy paste dari sumber manapun.