Wednesday 4 April 2012

Dreams Awaken

Good Day, everyone! Today, I just heard an inspiring story in NF. A story which is awakening my dreams again. It's like rising from the death because...yeah I never think about it again these days. I think I can't get it, it's impossible and NEVER be happened. But! Today, fellas! I talked to someone I barely know, a woman, suddenly she asked about my school then she started to talk about her child. And then that was when the story all began :).

She is actually the care taker of the canteen in NF Kramat. And I was on the receptionist desk, consuling about Biology with Ka BMC and Andini.

Ibunya: "Anak 13, ya?" (pointing the school badge on my right sleeve)

NAS: "Iya, bu. Hehehe" (muka nyengir, poni lempar samping)

Ibunya: " Anak ibu juga dulu anak galas loh!"

NAS: "Ohiya, bu? Kuliah di mana sekarang?"

Andini: "Itu kan ya bu yang anaknya di Belanda kan?" (tiba-tiba nimbrung, sok tau, padahal lagi konsul -_-)

NAS: "Ehiya, bu?"

Ibunya: "Iyaaaa. Anak ibu diplomat."

NAS: "HAH? SERIUSAN BU?" (ga nyantai)

Ibunya: "Iya, dia tadinya kerja di Deplu terus sekarang lagi ngelanjutin S2 di Belanda sambil jadi diplomat."

Naaaaaah. Dari situlah! Yang tadinya lagi konsul sama Ka BMC soal Bio TO, tiba-tiba Ibunya punya cerita yang SO MUCH, JAUUUUUUHHH lebih menarik. So, I ignored Ka BMC hehehe tapi kan masih ada Andini :). Yaps, that's it. The woman's first child (a girl) is a diplomat and now still continuing S2 in Dutch by a scholarship from Deplu. Hooooowwwwaaaaaaa how fascinating! That's really what I dream of. I dreamed of being a diplomat cause I wanted to travel around the world since I was in Junior High. Yaudah ceritanya in Bahasa aja ye, biar lebih nampol. Bilang aja Nad ga bisa bahasa Inggris? Heyaaaaah, diemin diemin -_-" sirik tanda tak mampu!

Jadi, anak ibunya ini perempuan, sekarang udah 29 tahun. Alumni SMAN 13 Jakarta, kuliah di UI, Ekonomi. Waaahh keren yah gitu kan, UI! FEUI! Widih! Tapi tapi tapi, actually, dia itu adalah sempet gagal di tahun pertamanya nyoba SNMPTN (dulu SPMB). Dia termasuk anak yang pintar di sekolah. Anak IPS yang selalu dapet peringkat 1/2 di kelasnya. Pas nyoba SNMPTN, dia GAGAL. Tau lah ya rasanya gimanaaaaa. Apalagi disaat dia tau banyak temen-temennya yang udah keterima di UGM, ITB, Undip, Unpad, etc. Waaah makin makin kan itu. How it hurts and sad :(. Jadi dia itu milih jurusan HI UI kalo ga salah tapi ga dapet. Dia nangis sejadi-jadinya.

Dia: "Pak, kok bisa sih ga lulus. Temen-temen yang di bawah peringkat aku aja pada dapet kok. Hiks"

Bapaknya Dia: "Yaudah, sabar aja. Sekarang kamu lihat coba ke diri kamu, gimana sikap kamu ke orang tua? Gimana kamu suka ngebentak ibu? Bikin ibu nangis? Mungkin itu yang bikin kamu gagal."

Itu yang diceritain Ibunya ke gue. Terus, dia katanya masuk ke politeknik negeri yang di bawah naungan UI sambil les lagi yang Ronin di NF pusat. Abis itu dia....

Dia: "Pak, aku pengen nyoba SNMPTN lagi nih."

Bapaknya Dia: "Yaudah coba aja, kamu pengen ngambil apa?"

Dia: "Masih bingung, Pak."

Bapaknya Dia: "Kamu maunya apa?"

Dia: "HI."

Bapaknya Dia: "Nak, diplomat itu ga harus dari jurusan HI kok. Kamu coba Ekonomi aja. Daripada bingung, sanah solat istikharah."

Nah, atas saran bapaknya akhirnya diambil lah jurusan Ekonomi di UI, dan dapet! Okeh! One day, there was an open recruitment from Deplu via internet. Terus dia nyoba daftar, tes tulis, wawancara. Jeng jeng....dapet! Di wawancaranya aja udah sama dubes-dubes ckck *ngiler. Ohiya awalnya dia dapet di bagian Perekonomian ASEAN. Nah kan ada hubungannya sama ekonomi. Bener kan apa kata bapaknya tadi, "Nak, diplomat itu ga harus dari jurusan HI kok.". Dari sini gue belajar, emang restu orang tua itu segala-segalanya. Saat kita jatuh sejatuh-jatuhnya, orang tua pasti jadi orang pertama yang bisa memotivasi kita buat kuat dan bilang "Ini belum ada apa-apanya dibanding masalah-masalah yang bakal kamu hadapin kelak". Satu lagi, gue yakin saat ada masalah kayak gitu, itu berarti ujian yang Allah kasih buat kita buat ningkatin iman kita dan bikin kita naik ke level kehidupan yang lebih tinggi. Dan gue juga yakin, Allah pasti punya rencana lain yang lebih WAH buat kita. Dan ternyata bener kan? It proved banget. Anak ibu kantin tempat les yang rumahnya masuk-masuk gang bisa jadi diplomat, sekolah di Belanda dibayarin pula, temenan sama dubes- dubes, pejabat, menteri. Menlu kita yang sekarang, Marty Natalegawa, dia pernah tuh salaman, ngobrol sama doi. Ididididih si bapak Ganteng! :3 (beneran dipanggil bapak ganteng katanya di kedutaan). Dia itu menlu terganteng kalo kata gue. Eh beneran, udah berumur tapi masih kece. Pengaruh globalisasi kali yaaa em, nih potonya:

Keliatan agak mudaan


Recent photo


Unbelievable banget. Dream comes true banget kan? Yang awalnya dia pernah ngerasain jatuh sejatuh-jatuhnya ga masuk PTN, temen-temennya udah pada ketawa-ketawa mau jadi mahasiswa, dia masih luntang-lantung ga jelas sambil bawa-bawa papan mimpi "JADI DIPLOMAT". Eh ternyata, kesabaran itu, ketegaran itu, dan ketidak-patah-semangatan itu (koreksi penulisan imbuhan) membuahkan hasil yang sesuai impian.

From that true story, I learned:

God will never gives you a test out of your capability, so you absolutely can pass it.

God blessing based on parents blessing.

Dreams are available for everyone but not everyone available for dreams. Only those who believe and try and never give up.

Don't stuck only in one way, there's a million ways to take.

Failure is the beginning of success.

Gak sampe situ aja loh ceritanya hehe. Terus kan gue nanya:

NAS: "Bu, anaknya udah nikah belom?"

Ibunya: "Belom. Iya nih padahal udah 29 umurnya."

NAS: "Emang belom ada yang ngelamar, Bu? Hehe."

Ibunya: "Ada sih udah lama, tapi anaknya nolak. Ganteng loh ganteng calonnya! Tapi ya karena itu, katanya sih banyak yang suka pacarnya, dia takut sakit hati."

NAS: "Oooh hahaha. Emang Bu emang." (sok tau, macem punya pacar aja -_-)

Ibunya: "Sekarang udah nikah orangnya, sama anak galas juga kok. Yang jadi penyiar di TV One."

NAS: "Ooooh. Hah? Gatau Bu hehe -,-. Terus gimana tuh Bu perasaannya dateng ke nikahan orang yang hampiiiiir jadi suaminya?" (kepo)

Ibunya: "Yaaa gimana yaaa. Dia juga sama ibu masih kenal kan. Dulu waktu pulang dari Vietnam juga anak ibu yang jemputin dia. Hidih bapaknya anggota DPR, ibunya Dirjen apa kalo ga salah. Nikahnya di Gelanggang Samudra itu yang di Gading. Yang dateng? Wiiihhhh menteri, pejabat."

NAS: "Hah? Gelanggang Samudra? Itu bukannya yang ada di Ancol? Yang tempat pertunjukan lumba-lumba, anjing laut? BALAI SAMUDRA kali Buuuu ahahahaha."

Ibunya: "Ahiya itu! Hahahaha. Iya kalo kata anak saya mah, kalo emang mau serius ya mesti nunggu dia tapi gataunya, yaudahlah. Orang katanya juga masih suka nelponin, ngajak nonton, gitu. Saya bilang aja, gausah."

NAS: "Ih! Yaiyalah Bu gausah. Jangaaaan. Cem ga ada cowok lain aja. (ikutan sewot) Terus jadinya kapan nikah, Bu? Haha"

Ibunya: "Iya nih gatau, jadi keasikan sama karir anaknya."

Nah dari sinih gue juga mikir. Kalo jadi diplomat, keasikan tuh kerja, dunianya udah asik banget. Ketemu banyak orang, jalan-jalan, ya emang sih ga jalan-jalan doang tappi juga kerja, sampe lupa sama salah satu ibadah, NIKAH. Apalagi Tante udah wanti wanti dari sekarang "Kamu nanti kalo cari kerja, cari kerjaan yang enak yang bikin kamu ga susah nanti kalo ngurus anak. Sekarang mah pengennya macem-macem, tapi nanti aja..." BOOM! Nah loh kan, bener juga. Buktinya anaknya si Ibu kantin aja masih belom nikah kan sampe sekarang, belum ada yang dikenalin lagi. Yaa masa sih ga ada cowok yang mau sama diplomat muda? Ya kaaan. Ya tapi gimana, masa suaminya mesti ikut ikut dia ke luar negeri, terus di sana suaminya ngurus anak gitu? Duuuh engga banget. That's also what I think about. I also think about that matter. Intinya, kalo engga bisa jadi diplomat, cari suami diplomat ajaaa hahahah :D. Ku rela kau bawa berkeliling duniah~:3

NAS - XOXO