Sunday 2 December 2012

Time Traveller

Suatu pagi aku terbangun di kamar kostanku, entah apa yang akan kulakukan hari itu. Kulihat jam dinding, jarum pendek menunjukan angka 4 dan jarum panjang menunjukan angka 12. Masih terlalu dini untuk beraktivitas kupikir. Kembali kumatikan lampu kamar dan kembali tidur.
            Mataku merasakan silau yang berlebih dan aku pun terbangun.  Tiba-tiba saja entah bagaimana caranya aku sudah terbangun di sebuah telepon umum yang telah usang di pinggiran jalan buntu. Bingung. Entah kemana aku kan pergi, kenapa dunia ini terasa asing sekali. Tidak terlihat angkot di jalanan yang kulalui, begitu pun orang-orang yang berlalu lalang masih sangat sepi. Apa karena ini masih terlalu pagi? Saat aku menyebrang jalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil mini yang melaju di jalan tanpa ada yang mengendarai! Tentu saja aku terkaget-kaget melihatnya. Mobil itu berhenti tepat di pinggir dari ujung jalan yang kusebrangi. Kuamati sejenak dari dekat. Mobil ini mempunyai ukuran panjang seperti becak tetapi bentuk fisiknya seperti mobil. Isinya hanya cukup untuk 2 orang dengan bagasi kecil di belakang. Tidak terlihat lubang pengisian bensin karena ternyata ini mobil yang ramah lingkungan. Sumber tenaga mobil ini adalah listrik dan juga menggunakan panel surya sehingga tidak ada gas buangan yang mengganggu pernapasan di jalanan. Pemilihan penggunaan energi bisa disesuaikan kebutuhan.
Waktu beranjak siang dan aktivitas warga pun mulai ramai terlihat di jalanan. Mobil sejenis dengan berbagai warna dan desain pun mulai bermunculan. Tidak ada motor terlihat. Karena bentuk mobilnya yang kecil, jalanan telihat lengang dan tidak ada kemacetan, hanya lalu lintas yang ramai saja. Wah nyaman sekali tinggal di dunia yang baru saja kudatangi ini, walaupun ku tidak tahu ini dimana dan bagaimana bisa aku tiba disini. Semakin banyak pertanyaan yang bermunculan.
            Kembali kususuri trotoar jalan, tak sengaja seorang remaja laki-laki seumuran denganku berperawakan tinggi menabrakku hingga terjatuh.
“Maaf”
“Ohiya tidak apa-apa. Hah? Apa itu?” Ku mencoba berdiri sambil terheran-heran melihat cahaya hijau berbentuk kotak seperti border keluar dari arloji laki-laki itu.
Segera dia memencet kembali arlojinya sambil membantuku berdiri kemudian berkata, “Oh ini adalah arloji hologram HD-100 baruku hehehe sekali lagi maaf ya aku tak melihatmu berjalan”
“Hahaha tidak apa. Hem apa kamu bilang tadi? Arloji hologram? Apa itu?”
“Wah ini memang tipe terbaru dari arloji hologram keluaran Swiss. Selama 5 tahun belakangan ini sedang gencar penggunaan arloji hologram multifungsi. Arloji ini tidak hanya berguna sebagai penunjuk waktu tetapi juga sebagai handphone.”
“Wow! Hologram? Jam tangan bisa sebagai handphone juga? Bagaimana bisa? Bisa kah kamu jelaskan lebih lanjut, aku penasaran sekali”
“Ya bentuknya saja seperti arloji tapi gunanya sangat banyak. Arloji ini sudah satu paket dengan headset tanpa kabel yang aku pakai ini. Headset ini berguna sebagai audio dan perintah suara untuk mengaktifan hologram. Hanya tinggal menekan tombol di arloji ini kemudian hologram akan keluar dan kita hanya perlu mengucapkan menu-menu yang tersedia di hologram. Dan kita tinggal berkomunikasi dua arah dengan hologram kita.  Disini kita bisa melakukan video call, sms, mendengarkan lagu, dan juga terdapat GPS disini. Untuk sms bisa langsung menyentuh layar hologram saja. Begitu juga apabila kita tersesat tinggal mengaktifkan GPS kita saja dari arloji ini. Ohiya sekarang orang-orang sudah amat sangat jarang menggunakan handphone atau melakukan panggilan telepon. Sekarang lebih banyak menggunakan video call karena dianggap lebih efisien. Arloji ini tahan terhadap gangguan sinyal dan lebih fleksibel.”
“Jadi orang-orang pada zaman ini tidak ada yang menggunakan handphone lagi?”
“Yaaa masih ada sih yang memakai handphone, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan biasanya adalah orang tua yang malas untuk belajar teknologi baru. Tetapi untuk orang-orang muda tentu saja lebih menyukai arloji hologram ini karena jauh lebih praktis dan tidak memerlukan tas untuk membawanya. Mobilitas semakin meningkat maka kebutuhan pun berubah.”
“Em boleh aku bertanya sesuatu”?
“Ya, apa itu?”
“Tahun berapa ini?”
“Hahaha kau sedang bercanda? Kau pikir aku tidak lulus TK ya? Haha”
“Aku serius -_-“
“Ini tahun 2030. Ngomong-ngomong kita belum saling memperkenalkan diri loh. Kenalkan namaku Galuh ”

Aku terkaget-kaget mendengar jawabannya bahwa aku sedang berada di tahun 2030! Selama itukah aku tertidur? Aku tertidur selama 28 tahun??? Tidak mungkin! Dengan wajah masih syok aku pun menjawab, “Seingatku ini masih tahun 2012, dan saat aku terbangun aku sudah berada disini em ya kenalkan namaku Dulas.” Kami pun saling berjabat tangan.

“Kamu seorang time traveller, Dulas? Hallo salam kenal yaaa”
“Apa? Ah tidak mungkin aku hanya tersasar tidak sengaja disini.”
“Haha aku mengerti, sudah biasa seorang time traveller tersasar di masa yang bukan tujuannya. Bagaimana kalau kita berjalan bersama, kamu mau kemana?”
“Oh baiklah aku hanya ingin berjalan-jalan saja kok.” Sejujurnya aku masih bingung kenapa Galuh berkata aku adalah seorang time traveller, hem tapi lupakan sajalah, aku juga bingung jadinya.
           
Sepanjang perjalanan aku banyak tahu bahwa selama 28 tahun ini perkembangan teknologi dunia berkembang pesat bahkan Indonesia sudah berhasil mengekspor alat pengaktif hologram terbesar ke-5 sedunia.

“Galuh aku ingin bertanya satu lagi padamu, tadi pagi aku hampir saja tertabrak oleh mobil mini tanpa pengemudi. Bagaimana bisa mobilnya berjalan tanpa pengemudi? Menggunakan remote control kah? Tapi disekitar situ aku tak melihat ada orang yang memakai remote.”
“Oh itu namanya Single Car. Memang itu mobil mini yang hanya bisa diisi 2 penumpang, sekarang tidak ada lagi mobil menggunakan bensin karena harga minyak per barel semakin tinggi jadi penggunaan bahan bakar sudah dialihkan untuk kebutuhan lain sehingga mobil-mobil sekarang lebih banyak menggunakan energi listrik dan surya. Yaaa lumayan jadi sekarang polusi sudah berkurang. Single Car memang memiliki sensor di seluruh bagian tubuhnya dan memilik GPS yang langsung aktif dihubungkan dengan satelit. Pengaktifan Single Car menggunakan remote sensor suara dari pemiliknya langsung sehingga tingkat pencurian sangat berkurang. Kita masih bisa kok mengendarai Single Car, tinggal menonaktifkan mode otomatis saja, tetapi sekarang sudah menjadi mungkin bagi orang yang tidak bisa mengendarai mobil bepergian sendiri dengan mobil karena kita hanya perlu mengucapkan tujuan kita dan membuat rute yang kita inginkan dengan menyentuh layar GPS. Single Car bisa juga menjemput kita di tempat kita berada dengan memanggilnya menggunakan remote suara dan menyebutkan tempat tujuan dan rute. Single Car secara otomatis akan melacak keberadaan kita menggunakan satelit GPS dan sensor dari remote itu.”
“Jadi kita sudah tidak membutuhkan supir atau taksi ya? Tahun 2030 keren sekali yaaa”
“Yaaa seperti kataku tadi, karena mobilitas semakin tinggi orang-orang menginginkan segala sesuatu yang praktis.”
           
            Aku sangat terkesima sekaligus kaget, rasanya ingin sekali mencoba dijemput oleh Single Car dan menumpang mobil yang bisa berjalan sendiri. Aku juga ingin memiliki satu arloji hologram HD-100 seperti milik Galuh dan memamerkannya pada teman-teman di tahun 2012 hahaha. Kami kembali berjalan menyusuri pertokoan, dan aku menemukan papan bertuliskan ‘Toko Buku’, segeralah aku mendekat.

“Ini toko buku Gal?”
“Ya, memang kenapa?”
“Kenapa toko buku tetapi tidak ada buku satupun di dalamnya?”
“Ohiya aku belum bercerita ya bahwa di tahun 2030 ini sudah diberlakukan penggunaan e-book secara menyeluruh di seluruh dunia, sampai ke pedesaan juga. Dan sekarang toko buku sudah tidak menjual buku dalam bentuk lembaran kertas lagi, karena seluruh dunia sedang menjalani program reboisasi besar-besaran hutan dunia, jadi buku dijual dalam bentuk elektronik dalam bentuk file dan dimasukkan dalam sebuah kartu. Kartu itu sama penggunaannya seperti laptop pada tahun 2012. Layar laptopnya berupa hologram dan pengaktifan seperti biasa menggunakan sensor suara dan dapat berkomunikasi dua arah antara hologram dengan pengguna. Laptop masih diproduksi tetapi hanya untuk home users saja, untuk portable nya orang-orang menggunakan e-card ini. Bahkan anak-anak sekolah juga sudah menggunakan e-card sehingga mereka tidak perlu membawa tas yang berat yang penuh dengan buku-buku, hanya perlu membawa e-card semua menjadi lebih praktis. Belajar pun menjadi lebih komunikatif. E-card juga bisa saling dihubungkan antar e-card lainnya, sama halnya seperti chatting. Begitulah Dulas hahah daritadi aku terus yang berbicara. Maaf ya aku terlalu cerewet hehe aku sangat senang saat membicarakan teknologi, bisa tidak ada habisnya ini.”
“Tidak apa-apa Galuh, aku sangat senang mendengarnya sampai terbengong-bengong aku. Betapa praktisnya hidup di tahun 2030 yaaa.”
“Daritadi kita hanya berjalan-jalan saja ya Dulas, kamu mau sarapan dulu denganku?”
“Yaampun! Sudah jam berapa ini? Astagah aku harus segera kembali.”
“Tapi kamu belum lama disini Dulas, biar aku antar kau berkeliling dulu.”
“Em tidak perlu Galuh, aku kembali saja ke tahun 2012 sebelum keberadaanku merubah sistem jagat raya.”
“Ya, benar seorang time traveller memang tidak boleh terlalu lama saat sedang menjelajah waktu karena sangat berbahaya bagi dirinya, dan itu illegal. Mari kuantar ke tempat kau datang tadi.”
“Oh jadi time travelling itu illegal?”
“Ya, semenjak 5 tahun lalu penggunaan mesin waktu sudah menjadi illegal karena banyak masalah yang tidak terduga yang muncul disebabkan oleh miskomunikasi antara time traveller. Mesin waktu sendiri sudah banyak yang dimusnahkan, kau datang dari mesin waktu yang ada dimana?”
“Di sana. Tepat di ujung jalan buntu itu.”
“Astagah! Setahuku hari ini giliran mesin waktu yang sudah rusak yang ada disitu yang akan segera dimusnahkan. Sebaiknya kita cepat! Ayo!”

            Galuh memanggil Single Car miliknya dan kami kembali ke tempat aku datang tadi, dan ternyata Single Car yang hampir menabrakku tadi pagi adalah Single Car milik Galuh. Sesampainya disana memang sudah ada beberapa pekerja dan alat yang disiapkan untuk mengangkut mesin waktu tersebut. Mesin waktu bisa berbentuk apa saja. Mesin waktu yang tidak sengaja aku pakai ini berbentuk telepon umum. Mesin waktu dibuat dari barang-barang yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun sebelumnya kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah mesin waktu, begitu menurut cerita Galuh. Untungnya kami belum terlambat, mesin waktunya belum dimusnahkan.

“Baiklah Galuh terima kasih telah menemaniku berjalan-jalan, maaf merepotkan.”
“Tidak apa Dulas, aku senang bisa bertemu denganmu. Rasanya aku ingin tahu bagaimana rupamu di tahun 2030 ini hahaha.”
“Ah sudahlah Galuh, aku tidak tahu apakah aku masih hidup atau tidak, lagipula kalau aku masih hidup pasti aku sudah tua. Jangan ya hahah.”
“Yasudah deh hehe hati-hati ya Dulas, senang berjumpa denganmu walau sangat singkat. Dadah.”
           
            Kemudian dengan diantar lambaian tangan dan senyuman Galuh aku masuk ke dalam telepon umum, kemudian kembali secara ajaib aku terbangun di atas kasur kostanku. Dan kulihat jam dinding (bukan arloji hologram HD-100 seperti milik Galuh), waktu menunjukan pukul 8. Untunglah aku hanya berjalan-jalan di tahun 2030 melalui mimpi selama 4 jam. Begitulah kisahku, seorang time traveller secara tidak sengaja. Dan aku sangat kagum dengan teknologi di tahun 2030. Ingin kembali lagi rasanya tapi apa daya, menjadi time traveller adalah illegal.

~SEKIAN~

NB: Cerita sains fiksi ini benar adanya buatan Nadia Azhari Setyorini, tanpa copy paste dari sumber manapun.